maka ketika…

February 23, 2010

maka ketika kau datang dan ingin pergi….

datang dan pergi lagi…
kau rajut dan kau putuskan lagi…
kau jatuhkan dan ku tetap bertahan…
kau hempaskan dan aku tetap bertahan…
kau tusuk dan aku bertahan…

kau tersenyum dan semua luka berangsur pulih…
kemudian kau gores lagi sebuah alur kebencian
dalam alur pelangi berrona merah darah..
di ujung senja yang terlalu gelap sehingga oranye tertutup gelap…

kenapa aku tetap tersenyum…?
kenapa tetap tak mampu ku membara..
memberangus semua…
meluapkan angkara…
dan semua luka ini bicara, menggeram, meratap..
dalam nyeri memuncak sebuah gertir hitam…
karena dalam lengkung bibirmu terpancar sebuah mata air yang bahkan mampu mendinginkan neraka…

hingga neraka ini terdiam…
hanya menatap kosong dalam lingkar sangkar amarah terbendung kasih….

dusta dan curigamu menutup aura jingga yang terpancar di setiap simfoni gerakmu…

maka bintang gelap ini terdiam..
bukan karena ia tak mampu bicara..
bukan karena ia tak mampu berpijar..

namun semua pijar takkan mampu menutup kegelapan imajinasimu yang selalu membuatku hitam…

membuatmu terluka karena imajinasi yang kau ciptakan sendiri untuk membenarkan bahwa aku selalu salah dan kau selalu benar..
membuka luka yang pernah tergores di lembaran jiwaku… untuk kau gores lebih dalam…

aku hitam… maka biarlah engkau menjadi merah…

AKU DATANG (AKU PERGI LAGI)!

August 23, 2006

HIDUP

AKU DATANG UNTUK HIDUP

DAN PERGI MENYAMBUT KEMATIAN

AKU ADA UNTUK MERAMU TETES NURANI DANĀ  SEKEPING ASA

UNTUK MENJALANI SESUATU YANG SEBENARNYA TIADA

AKU TAK NYATA! INGIN KUPUNGKIRI KETIDAK-NYATAANKU DENGAN RIBUAN DUSTA DAN CACI MAKI

TAPI AKU TETAP SEPARUH NYATA DAN SEPARUH NYAWA

AKU MELEWATI UNTAIAN WAKTU YANG SALING PARADOKS, SATU BERDURI DAN SATU BERSENYUM SEORANG BIDADARI

YANG PADA AKHIRNYA MEMBAWAKU PADA SATU AKHIR YANG TAKBERAKHIR PADA SATU ENDING

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT TINGGAL